Custom Search

BUMI KITA TERANCAM SAMPAH


Pada zarnan modern ini tampaknya pandangan manusia terhadap ekosistem telah berubah. Manusia tidak menganggap perlu lagi suatu cara hidup yang serasi dengan lingkungan. Mereka mengendalikan lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Maka sering terjadi perlakuan-perlakuan yang tidak etis, seperti merusak sumber-sumber alam. Kepedulian terhadap lingkungan nyaris diabaikan. Masih selalu ada orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Polusi ada di mana-mana. Bahkan pernah muncul permintaan pembuangan limbah bahan beracun berbahaya oleh negara maju kepada negara berkembang.

Jumlah sampah di bumi kita ini kian membengkak. Sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran sampah di lingkungan kita, kita merasa khawatir. Para ilmuwan, pengusaha industri dan pemimpin politik mencoba menemukan jalan keluar bagi masalah ini, yang tidak hanya menyangkut negara-negara industri, tetapi juga menyangkut bumi seluruhnya.

Dewasa ini ada empat cara untuk menghilangkan sampah, yaitu: meletakkan sampah di tempat-tempat pembuangan sampah; mengumpulkan dan memisah-misahkannya untuk didaur ulang; membuat sampah itu menjadi kompos; atau membakarnya untuk menghasilkan energi. Dari segi jumlah, sampah-sampah organik pada umumnya lebih banyak dari pada sampah-sampah industri dan rumah tangga. Namun, sampah organik itu lebih mudah diolah dari pada sampah-sampah industri dan rumah tangga yang mengandung berbagai jenis bahan. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos yang dipergunakan kembali sebagai pupuk oleh pengusaha pertanian.

Pembuangan sampah-sampah di alam bebas merupakan ancaman nyata terhadap lingkungan dan manusia di bumi ini. Bahan-bahan kimia, logam-logam berat yang dikandungnya, terbawa oleh air masuk ke dalam tanah dan kadang-kadang mencapai permukaan air dalam tanah. Gas metan (tak berwarna dan tak berbau dapat meledak apabila bercampur dengan udara), yang berasal dari sampah-sampah yang membusuk, tidak mernungkinkan adanya pemindahan dan pemusnahan sampah-sampah tertentu karena kemungkinan terjadinya ledakan.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis telah lama berupaya mencari jalan keluar. Prancis, misalnya, telah bertahun-tahun melakukan pengetatan ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur produksi, pengangkutan, dan penyimpanan sampah di wilayahnya. Para pengusaha industri di Prancis secara hukum harus bertanggung jawab atas nasib sampahnya dan mewajibkan para pengepak bahan-bahan makanan serta para produsen barang-barang makanan untuk membiayai pendaur ulangan pembungkusñya dengan ancaman denda.

Badan-badan penelitian, laboratorium-laboratorium universitas di Prancis telah bergabung dengan perusahaan-perusahaan industri besar dalam suatu jaringan kerja sama penelitian mengenai sampah. Gabungan itu terutama dipusatkan pada penelitian rnengenai sifat-sifat khusus sampah dan penerapan teknik untuk melenyapkannya.

Upaya memerangi sampah seperti yang dilakukan negara Prancis itu patut kita sambut dengan gembira. Indonesia tetap menolak tawaran perusahaan-perusahaan pembuang limbah dan negara-negara maju untuk menjadi tempat sampah, Sampai kapan pun Indonesia tidak akan mengorbankan lingkungan dan masyarakatnya hanya untuk sekadar iming-iming uang karena bumi Indonesia harus terhindar dari ancaman sampah.

0 komentar

Gabung di IDR cuman klik dpt Duit (lihat pendapatanku)

Cari Data Lain

Custom Search